Kades Madawau Diduga Otak Terkait Pemasangan Pal Batas Diatas Tanah Orang lain

Bima, SentralNTB. Id -Peristiwa terjadi pemasangan tanda batas diatas tanah orang lain diduga secara sepihak oleh Kepala Desa Madawau dan oknum masyarakat berinisial AM asal Desa Monggo, kecamatan Madapangga, kabupaten Bima, tanpa sepengetahuan pemilik tanah. Peristiwa tersebut terjadi beberapa jam lalu. Kamis, 23 November 2023.

Pemilik tanah atas nama Muhtar dan Murtalib Yudhono sebagai ahli waris tanah dari Tenu Ama Aisya melakukan keberatan langsung di lokasi tanah tersebut.

Surya Gempar menyesalkan sikap Kepala Desa sebagai penjabat publik dan orang nomor satu di Desa madawau sebagai contoh bagi masyarakatnya.

"Diduga Kepala Desa Madawau bertindak sewenang-wenang dan otak dibalik peristiwa tersebut," ujar Surya pria kelahiran Madawau.

Lanjut Surya, Pemerintah Desa harus paham tupoksi sebagai penjabat publik untuk memberikan solusi atas peristiwa dialami oleh masyarakat, bukan untuk menyuruh sewenang-wenang seperti tertera dalam video.

"Patut dipertanyakan atas kata dilontarkan oleh Kades menyuruh  inisial AMD terus beraktivitas  melakukan pemasangan tandas batas tanpa ada hasil dari keputusan pengadilan," tutur Surya.

Pemdes bukan Eksekutor, sambung Surya, apakah pentas Pemdes melakukan tindakan yang tidak nenunjukan profesionalitas hingga merugikan hak-hak masyarakatnya, jangan menggunakan jabatan atas kepentingan individual dan kelompok.

"Hadir pemerintah sebagai penengah dan solusi ditengah-tengah masyarakat mengalami masalah, jangan berat sebelah dong," terangnya.

Surya Gempar meminta kepada Kepal BPMDes segera bersurat dan memanggil Kepala Desa Madawau diduga menyalahgunakan jabatan  publik dan orang nomor satu di desa setempat.

"Pasalnya Kepala Desa merusak Marwah pemerintah kabupaten Bima atas kebijakan yang dikeluarkannya hingga merugikan masyarakat," harap Surya Gempar.

Tak hanya itu, Surya meminta kepada Kapolsek Madapangga agar menindak tegas atas ulah para oknum-oknum yang melakukan tindakan yang sewenang-wenangnya merugikan keluar orang lain.

"Tindakan ini merupakan tindakan sepihak tanpa sepengetahuan pemilik tanah atau ahli waris," pungkas Surya.(01"RED).