Dompu, SentralNtb. Id - Kasus terus Covid-19 terus meningkat setiap hari. Akibatnya, masyarakat Indonesia pada umumnya mulai mewaspadai diri dan keluarga dengan tidak berpergian keluar kota bahkan enggan untuk bersalaman tangan ketika bertemu.
Secara medis, pemerintah sudah mengambil berbagai langkah untuk mengurangi penyebaran virus corona begitu juga dengan Masyarakat yang ada, selain mengikuti anjuran pemerintah seperti PPKM agar tidak tertular covid-19.
Di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, khususnya Desa Cempi Jaya kecamatan Hu'u, ada tradisi tolak bala yang dilakukan oleh pemerintah Desa serta masyarakat. Tradisi ini dengan bahasa setempat disebut "Ngaha Kawiri' atau makan bubur untuk menolak segala penyakit, mulai dari hama, pertanian maupun, penyakit Corona.
Dalam kegiatan adat ini, masyarakat mengumpulkan beras dijadikan satu tempat dimasing-masing Kadus untuk dibikinkan bubur "Kawiri" dan dimakan bersama-sama diberbagai sudut kampung seperti Dusun Wawo,konca dan doroto'i ujung timur. Dusun teta 1,Teta 2 dan Langgudi pas di tengah kampung. Dusun Sigi, ROI 1 dan ROI 2 di ujung baratnya Desa Cempi Jaya.
Masyarakat Desa Cempi Jaya yang berada di wilayah Kecamatan Hu'u mengumpulkan beras untuk dibikinkan bubur atau bahasa Bimanya ( Kawiri ) di rumah Kadus masing -masing, yang melakukan kegiatan ini pemerintah Desa dan Semua masyarakat tanpa terkecuali, akan makan bubur putih itu walaupun sedikit, kegiatan adat istiadat yang dipercaya bisa menjauhkan dari segala penyakit terus meningkat Virus Corona.
Masyarakat pada umumnya sangat mengapresiasi kepada Kepala Desa maupun semua Kepala Dusun setempat untuk tetap selalu mengkhawatirkan keadaan warganya sampai-sampai harus keluar masuk rumah untuk mengingat kan kepada warga agar ikut serta melaksanakan kegiatan tolak bala yang dilakukan oleh pemerintah Desa.
Kepala Desa Cempi Jaya Sarifuddin, "menjelaskan, tradisi tolak bala ini telah dilakukan oleh nenek moyang dulu, ketika penyakit-penyakit mematikan mewabah dan mengancam nyawa manusia. Sehingga masyarakat di Desa kami kembali menggelar tradisi ini, untuk menjauhkan masyarakat dari ancaman Corona Covid-19," tutur Kades.
"Lanjut semua masyarakat, tokoh pemudah, tokoh ulama,maupun anak-anak ikut terlibat dalam kegiatan tolak bala.Tradisi ini sering dilakukan juga oleh ibu-ibu di Desa ini setiap hari senin subuh sampai Kamis subuh dan harus dilakukan tiga hari berturut-turut,untuk menghindari semacam ada mimpi buruk,maupun wabah penyakit mematikan mengancam seperti Virus Corona. Ini kita lakukan supaya masyarakat Desa Cempi Jaya terhindari dari Virus Corona," katanya, Senin (26/07/2021).
Tokoh agama H.mansyur Tayeb atau biasa di panggil ( Lebe rasa ) menambahkan tradisi tolak bala "Ngaha kawiri" ini tetap digelar tiap tahun nya, ketika masyarakatnya terserang wabah penyakit kulit,hama pertanian. "Tradisi ini kita gelar kembali ketika berita tentang Virus Corona terjadi di mana-mana, sehingga Desa dan masyarakat kami bisa bebas dari penyakit ini," ujarnya.
Tokoh Masyarakat setempat, ( Amubin H.arsad ) yang merupakan pengurus Masjid setempat menjelaskan bahwa ritual Ngaha Kawiri berupa kegiatan yang telah turun temurun dilaksanakan saat sebuah daerah atau kampung mengahadapi atau diserang bala (wabah penyakit).
“biasanya ritual ini selain makan bubur bersama juga diwarnai dengan lantunan Doa dari seluruh warga kepada Allah SWT, ” jelasnya.
Tradisi Tolak Bala ini dilakukan dengan harapan, masyarakat Desa Cempi Jaya tidak lagi panik dan terhindar dari wabah Virus Corona. "Kami doakan Virus Corona cepat berlalu dari Indonesia, khususnya ( Daerah bumi nggahi rawi pahu ), Desa Cempi Jaya sehingga masyarakat tidak takut lagi dan kembali beraktivitas seperti biasa," tutupnya.( Dwi )
COMMENTS