Bima, SentralNTB. Id - Senin, 2 Juni 2025. Tetesan air mata haru mengalir di pelantikan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) yang digelar secara khidmat di Kabupaten Bima. Di antara deretan guru yang resmi dilantik, satu sosok berdiri dengan penuh rasa syukur dan emosi yang mendalam — Ruwaidah, S.Pd.
Hari itu bukan hanya menjadi momen perubahan status kepegawaian bagi Ruwaidah. Bagi perempuan yang telah mengabdi lebih dari satu dekade sebagai pendidik ini, pelantikan P3K adalah perwujudan dari mimpi panjang, kerja keras, dan keteguhan hati dalam mendidik anak-anak bangsa dari pelosok daerah. Di tengah prosesi, ia menyampaikan kalimat sederhana namun menggugah hati:
“Untuk Ayah, yang telah membentukku menjadi seorang pendidik.”
Kalimat itu bukan sekadar ucapan emosional. Ia adalah penghormatan bagi sosok ayah yang menjadi pilar utama dalam hidup dan perjuangannya. Ayahnya, seorang figur yang sederhana namun penuh nilai, adalah inspirasi yang menanamkan nilai keikhlasan, keteguhan, dan cinta terhadap dunia pendidikan sejak dini. Kini, kalimat itu menjadi semacam doa dan penghargaan di hari yang paling berarti dalam perjalanan profesinya.
Awal Perjalanan: Dari IKIP Mataram ke SD Inpres Rabakodo
Lulus dari IKIP Mataram tahun 2011, Ruwaidah langsung menapakkan langkah awal pengabdiannya sebagai guru di SD Inpres Rabakodo, sebuah sekolah dasar di pedalaman Kabupaten Bima. Saat itu, menjadi guru di sekolah kecil bukanlah pilihan mudah. Sarana pendidikan yang minim, akses yang sulit, dan keterbatasan fasilitas menjadi tantangan harian. Namun bagi Ruwaidah, tempat itulah ladang perjuangan yang paling tulus.
Dengan semangat yang tidak pernah padam, ia menjalani hari-harinya sebagai guru honorer dengan gaji yang tidak seberapa. “Bukan soal angka, tapi soal jiwa,” ujarnya suatu ketika saat ditanya apa yang membuatnya bertahan selama ini. Ia percaya bahwa guru bukan hanya pekerjaan, tetapi sebuah panggilan hidup.
Menjadi Guru Penggerak dan Guru Profesional
Komitmen tinggi Ruwaidah terhadap pendidikan akhirnya membuahkan hasil. Tahun 2024 menjadi titik balik penting dalam kariernya. Ia dinyatakan lulus sebagai Guru Penggerak Angkatan 10 Kabupaten Bima, sebuah program nasional yang bertujuan melahirkan pemimpin pembelajaran di sekolah-sekolah seluruh Indonesia.
Program tersebut mengasah kemampuan guru dalam kepemimpinan pembelajaran, kolaborasi, inovasi, dan penguatan karakter murid. Dalam setiap sesi pelatihan, Ruwaidah tak pernah absen menunjukkan integritas dan kepedulian yang tinggi terhadap transformasi pendidikan, terutama di daerah-daerah tertinggal.
Tak hanya itu, ia juga berhasil meraih predikat sebagai Guru Profesional (Serdik) di tahun yang sama. Serdik atau Sertifikasi Pendidik adalah bukti legal dan moral bahwa seorang guru memiliki kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian sebagai tenaga pendidik yang mumpuni. Dua pencapaian besar dalam satu tahun — sesuatu yang jarang diraih tanpa dedikasi luar biasa.
Pelantikan P3K: Akhir dari Penantian Panjang
Tanggal 2 Juni 2025 menandai berakhirnya penantian panjang Ruwaidah dan ribuan guru honorer lain di Indonesia. Status P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) akhirnya resmi disematkan kepadanya — status yang membawa kepastian hukum, kesejahteraan, dan pengakuan atas kerja keras bertahun-tahun.
Namun bagi Ruwaidah, pelantikan ini bukan sekadar formalitas administratif. Ini adalah pengakuan atas perjuangan guru-guru dari daerah pelosok yang kerap terabaikan. Ini adalah momen perayaan atas kesetiaan pada nilai-nilai luhur pendidikan.
“Saya tidak akan berhenti sampai di sini. Ini bukan akhir, ini adalah awal dari tanggung jawab yang lebih besar,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Inspirasi bagi Generasi Pendidik Baru
Kisah Ruwaidah adalah kisah tentang ketekunan, pengabdian tanpa pamrih, dan cinta yang murni terhadap pendidikan. Di tengah derasnya arus modernisasi, komersialisasi, dan tekanan hidup, masih ada guru-guru seperti dirinya yang berdiri teguh menjaga cahaya ilmu di pelosok negeri.
Kini, dengan status barunya sebagai P3K, Ruwaidah tidak hanya menjadi contoh nyata bahwa perjuangan itu membuahkan hasil, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi pendidik baru: bahwa menjadi guru adalah profesi yang mulia, penuh tantangan, namun sangat berarti.
Selamat atas pelantikan P3K, Ruwaidah, S.Pd.
Semoga langkahmu senantiasa membawa terang bagi anak-anak negeri dan menjadi penerus cahaya di tengah gelapnya keterbatasan.,(01"RED'Mad).
COMMENTS